MAKALAH
PENGARUH CEKAMAN FHOSFOR
TERHADAP TANAMAN
Oleh :
Kelompok VI
1.
Edi nugroho (11011025)
2.
Hendri (11011026)
3.
Muhamad Yunus (11011024)
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Pengaruh cekaman fhosfor terhadap tanaman”
.Makalah ini akan penulis gunakan sebagai tugas E-learning mata kuliah ekologi
tanaman.
Dengan makalah ini kita
bisa mengetahui bagaimana pengaruh cekaman lingkungan terhadap tanaman
khususnya pengaruh cekaman dari Zat fhosfor. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan banyak informasi untuk kita semua khususnya di bidang pertanian. Tidak
lupa, penulis mengucapkan terimakasih khususnya kepada Bpk. Ir.Wafit Dinarto,
M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah ekologi tanaman.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta,19 Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Unsur hara
merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman, unsur hara banyak
tersedia di alam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan
metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa tempat tidak sama,
ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik namun ada juga
yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Khusus untuk
tanaman budidaya kebutuhan unsur haranya sangat tinggi, hal ini dikarenakan
pada lahan atau tempat yang sama ditanami tanaman tertentu yang membutuhkan
jumlah unsur yang sama setiap waktunya. Sedangkan persediaan di alam terus
berkurang akibat diserap oleh tanaman budidaya yang ditanam di lahan tersebut
musimnya (intensif), sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur
hara harus dilakukan penambahan unsur hara dalam bentuk pupuk dalam jumlah yang
cukup. Setiap tanaman sedikitnya
membutuhkan 16 unsur hara agar pertumbuhannya normal. Hara tersebut dapat
berasal dari tanah maupun udara. Salah satu hara yang berperan
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah fosfor
karena termasuk hara makro esensial.
Konsentrasi P dalam tanaman umumnya antara 0,1% sampai 0,4%. Unsur P
terdapat di seluruh sel hidup tanaman yang menyusun jaringan tanaman seperti
asam nukleat, fosfolipida dan fitin (Tisdale, 1990).
Fosfor (P)
termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, namun
kandungannya di dalam tanaman lebih rendah dibanding nitrogen (N), kalium (K),
dan Kalsium (Ca). Tanaman menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat,
terutama H2PO4- dan HPO42- yang terdapat dalam larutan tanah. Ion H2PO4- lebih
banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada pH yang lebih
tinggi (< 7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion-ion tersebut,
tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam nukleat, fitin, dan fosfohumat
(Havlin et al., 1999).
B.
Tujuan penulisan
Guna mengetahui pengaruh
cekaman lingkungan terhadap tanaman, terutama cekaman dari unsur fosfor (P) dan
juga fungsi serta kegunaan unsur fosfor tesebut terhadap tanaman.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Cekaman lingkungan
terhadap tanaman
Cekaman
(stress) merupakan factor lingkungan biotik dan abiotik yang dapat mengurangi
laju proses fisiologi. Tanaman mengimbangi efek merusak dari cekaman melalui
berbagai mekanisme yang beroperasi lebih dari skala waktu yang berbeda,
tergantung pada sifat dari cekaman dan proses fisiologis yang terpengaruh.
Respon ini bersama-sama memungkinkan tanaman untuk mempertahankan tingkat yang
relatif konstan dari proses fisiologis, meskipun terjadinya cekaman secara
berkala dapat mengurangi kinerja tanaman tersebut. Jika tanaman akan mampu
bertahan dalam lingkungan yang tercekam, maka tanaman tersebut memiliki tingkat
resistensi terhadap cekaman. Contoh cekaman adalah kekurangan nitrogen,
kelebihan logam berat, kelebihan garam dan naungan oleh tanaman lain (Lambers,
1998).
Kompensasi yang dilakukan tanaman untuk efek karena adanya cekaman, terjadi berbeda pada tiap tanaman untuk skala waktunya, karena mekanismenya berbeda-beda tergantung hal itu pada cekaman alami dan proses fisiologinya. Jika tanaman mampu menghadapi stress lingkungan pasti tanaman tersebut mempunyai ketahanan cekaman (stress resistance). Namun ketahanan terhadap cekaman sangat berbeda pada tiap-tiap spesies (Lambers, 1998).
Di dalam ekosistem, hubungan tanah, tumbuhan, hara dan air merupakan bagian yang paling dinamis. Tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah untuk dipengaruhi dalam proses-proses metabolisme dalam tubuhnya. Sebaliknya tanaman memberikan masukan bahan organik melalui seresah yang tertimbun di permukaan tanah berupa daun, ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar yang mati serta dari eksudasi akar.
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat dilihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada berbagai organ tumbuhan. Gejala yang ditampakkan tanaman karena kurang suatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Suatu tumbuhan dikatakan kekurangan (defisiensi) unsur hara tertentu apabila pertumbuhan terhambat yakni hanya mencapai 80% dari pertumbuhan maksimum walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan. Defisiensi unsur hara terjadi jika unsur hara ada tapi yang diperlukan tanaman tidak cukup untuk kebutuhan. Fenomene lain yang akhir-akhir ini menjadi faktor pembatas pertumbuhan pada tapak rusa yaitu kekurangan hara karena dalam areal tumbuhnya unsur hara yang diperlukan tidak ada (malnutrisi). Permasalahan hara yang lebih komplek lagi adalah adanya kekacauan unsur hara (nutrient disorder). Menurut Supijatno (2003), penyerapan hara yang efisien sangat ditentukan oleh morfologi akar dan genotipe yang efisien umumnya mempunyai nisbah akar tajuk yang besar.
Kompensasi yang dilakukan tanaman untuk efek karena adanya cekaman, terjadi berbeda pada tiap tanaman untuk skala waktunya, karena mekanismenya berbeda-beda tergantung hal itu pada cekaman alami dan proses fisiologinya. Jika tanaman mampu menghadapi stress lingkungan pasti tanaman tersebut mempunyai ketahanan cekaman (stress resistance). Namun ketahanan terhadap cekaman sangat berbeda pada tiap-tiap spesies (Lambers, 1998).
Di dalam ekosistem, hubungan tanah, tumbuhan, hara dan air merupakan bagian yang paling dinamis. Tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah untuk dipengaruhi dalam proses-proses metabolisme dalam tubuhnya. Sebaliknya tanaman memberikan masukan bahan organik melalui seresah yang tertimbun di permukaan tanah berupa daun, ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar yang mati serta dari eksudasi akar.
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat dilihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada berbagai organ tumbuhan. Gejala yang ditampakkan tanaman karena kurang suatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Suatu tumbuhan dikatakan kekurangan (defisiensi) unsur hara tertentu apabila pertumbuhan terhambat yakni hanya mencapai 80% dari pertumbuhan maksimum walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan. Defisiensi unsur hara terjadi jika unsur hara ada tapi yang diperlukan tanaman tidak cukup untuk kebutuhan. Fenomene lain yang akhir-akhir ini menjadi faktor pembatas pertumbuhan pada tapak rusa yaitu kekurangan hara karena dalam areal tumbuhnya unsur hara yang diperlukan tidak ada (malnutrisi). Permasalahan hara yang lebih komplek lagi adalah adanya kekacauan unsur hara (nutrient disorder). Menurut Supijatno (2003), penyerapan hara yang efisien sangat ditentukan oleh morfologi akar dan genotipe yang efisien umumnya mempunyai nisbah akar tajuk yang besar.
B.
Peranan Unsur Fosfor (P)
Pada Pertanian
Fosfor adalah
zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens, unsur kimia yang
memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi
banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat
anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk
unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah
ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa
berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang
dicampur dengan mangan.
Fosfor (P)
merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro).
Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium.
Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life). Unsur ini
merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan
titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi
tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada
awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.
Tanaman
menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4-) dan ion ortofosfat
sekunder (HPO4=). Selain itu, unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain,
yaitu bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap
dalam bentuk senyawa organik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan
phitin. Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah
menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah bergerak antar
jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan
vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman.
Karateristik
fosfor yaitu, fosfor bergerak lambat dalam tanah; pencucian bukan masalah, kecuali
pada tanah yang berpasir. Fosfor lebih banyak berada dalam bentuk anorganik
dibandingkan organik. Di dalam tanah kandungan F total bisa tinggi tetapi hanya
sedikit yang tersedia bagi tanaman.Tanaman menambang fosfor tanah dalam jumlah
lebih kecil dibandingkan nitrogen dan K.
Sumber –
sumber Unsur P sendiri bisa Dalam bentuk batu kapur-posfat (Rock Phospate
/RP),Dalam bentuk sisa tanaman dan kotoran hewan, Dalam bentuk tepung tulang
dan tepung ikan / udang, Dalam bentuk Pupuk Buatan (TSP, DSP, Pupuk Majemuk,
dll)
BAB III
PEMBAHASAN
Fosfor (P) termasuk unsur hara makro yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Apabila kekurangan unsur P, pertumbuhan tanaman akan terhambat, daun
menjadi tipis, kecil dan tidak mengkilat, daun dan buah rontok sebelum
waktunya, batangnya menjadi gopong (lubang di tengah), terkadang terdapat
bercak pada tepi atau ujung daun (nekrosis). Fungsi penting P lainnya adalah
sebagai penyusun adenosin triphosphate (ATP) yang terkait dalam metabolisme
tumbuhan (Dobermann and Fairhurst, 2000). Unsur P dibedakan menjadi P organik
yang berasal dari sisa tanaman, hewan dan mikroorganisme serta P anorganik yang
berasal dari mineral batuan.
Unsur P di
alam berikatan dengan oksigen yang disebut senyawa fosfat. Tanaman menyerap
fosfat dalam bentuk ion fosfat anorganik terutama H2PO4-, dan HPO42-. Namun,
ketersediaan fosfat dalam tanah di Indonesia umumnya sangat rendah yang
disebabkan karena fosfat terikat menjadi AlPO4 pada tanah asam atau Ca3(PO4)2
pada tanah basa. Tumbuhan tidak dapat menyerap fosfat terikat sehingga harus
diubah menjadi bentuk yang dapat diserap tumbuhan (Elfiati, 2005). Selain itu,
ketersediaan fosfat dalam tanah sangat ditentukan oleh pH tanah, jumlah dan
tingkat dekomposisi bahan organik, serta kegiatan mikroorganisme dalam tanah
seperti jamur (Rivaie et al., 2008).
Fungsi dari
unsur Fosfor pada tanaman yaitu: (1). untuk pembentukan bunga dan buah, (2). bahan
pembentuk inti sel dan dinding sel, (3). mendorong Pertumbuhan akar muda dan
pemasakan biji pembentukan klorofil, (4). penting untuk enzim-enzim pernapasan,
pembentukan klorofil, (5). penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP)
(6). komponen asam nukleat (DNA dan RNA), (7). berfungsi untuk pengangkutan
energi hasil metabolisme dalam tanaman. (8). Membantu pembentukan protein dan
mineral yg sangat penting bagi tanaman..
Adapun gejala-gejala cekaman kekurangan unsur hara fosfor (P) sebagai berikut :
Adapun gejala-gejala cekaman kekurangan unsur hara fosfor (P) sebagai berikut :
- Reduksi pertumbuhan, kerdil
- Pada cabang, batang, dan tepi daun berwarna merah ungun yang lambat laun berubah menjadi kuning
- Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
- Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
- Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kecil – kecil , nampak jelek dan lekas matangDi tanah yang miskin unsur fosfor (P), pertumbuhan tanaman akan terganggu. Awalnya, tanaman bisa tumbuh cepat dengan daun yang lebat. Tetapi daun kemudian rontok dan tanaman meranggas.
- Gejala cekaman kelebihan unsur hara fosfor (P) menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan
setelah terlebih dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk
tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini
tidak cocok, karena daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit
diserap oleh akar tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman
pangan, fosfat perlu diolah menjadi pupuk buatan.
Sumber unsur P.
a. Dalam bentuk
batu kapur-posfat (Rock Phospate /RP)
b. Dalam bentuk
sisa tanaman dan kotoran hewan.
c. Dalam bentuk
tepung tulang dan tepung ikan / udang
d. Dalam bentuk
Pupuk Buatan (TSP, DSP, Pupuk Majemuk, dll
Pupuk superfosfat terdiri dari : Single Super Phosphate
(SSP), Triple Super Phosphate (TSP), Monoammonium Phosphate (MAP), Diammonium
Phosphate (DAP), Nitro Phosphate (NP), Ammonium Nitro Phosphate (ANP).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kekurangan
unsur fosfor dalam tanah dapat diatasi dengan penambahan unsur ini kedalam
tanah melalui pemupukan dapat mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Peningkatan ketersediaan fosfat dapat mengurangi jumlah pathogen dan kekurangan
unsur ini dapat menurunkan katahanan tanaman. (Hakim et al, 1986).
Peranan fosfor bagi tanaman untuk Membantu pembentukan
protein dan mineral yg sangat penting bagi tanaman, Bertugas mengedarkan energi
keseluruh bagian tanaman, Merangsang pertumbuhan & perkembangan akar,
terlebih pada masa pembibitan, Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman, serta
mempercepat pemasakan biji dan buah.
DAFTAR PUSTAKA
Agudi. 1990. Pengaruh
pemupukan N,P,dan K terhadap perkembangan populasi nematode puru akar
(Meloidogyne app.) pada tanaman tomat. Bogor : Institut Pertanian Bogor..
40 hal
Fatriezi,
Yelfi. 1992. Pengaruh pemberian beberapa
dosis pupuk P (fosfor) terhadap penekanan serangan penyakit bengkak akar yang
disebabkan oleh Meloidogyne.sp pada tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.)
Fuskhah Eny.
2002 . Efek salinintas dan Pemberian fosfor terhadap aktivitas enzim
nitrogenase nodul akar Caliandra collothyrsus. Semarang .
UPT-PUSTAK-UNDIP.
Lakitan
benyamin. 2000 . Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada,
Suharno,
Benediktus. 2005 . Serapan Forfor dan Kualitas Rumput Pakan poliploid dan
diploid yang toleran cekaman kemasaman tanah pada pemupukan fosfor. Semarang,
UPT-PUSTAK-UNDIP.
Catt : ...........................................................................
....................................................................................
....................................................................................