==============================
LAPORAN PRAKTIKUM
PERTANIAN TANPA TANAH
BUDIDAYA JAMUR MERANG (Volvariella
volvacea)
OLEH
EDI NUGROHO
11011025
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2013
==============================
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga praktikan dapan
menyelesaikan Laporan Praktikum
Pertanian Tanpa Tanah ini tepat waktu dan
sesuai seperti yang direncanakan.
Dengan laporan ini diharapkan kita bisa
mengetahui tentang bagaimana cara tentang bagai mana cara berbudidaya jamur
merang dan
juga dapat memberikan banyak informasi untuk kita semua khususnya di bidang
pertanian.
Dalam penyusunan laporan ini tentu tak luput
dari bantuan berbagai pihak. Tidak lupa, Praktikan mengucapkan Terimakasih kepada
:
1. Ibu Drs.Umul Aiman,M.Si. selaku Dosen pengampu
mata kuliah praktikum pertanian tanpa tanah.
2. Asisten Praktikum mata kuliah Pertanian tanpa tanah.
3. Teman-teman Universitas Mercu Buana Yogyakarta
angkatan 2011.
Atas semua kesempatan, bimbingan, arahan,
motivasi, ilmu, informasi, sehingga praktikan dapat melakukan praktikum,
sekaligus penyusunan laporan ini, sehingga laporan ini selesai seperti yang
diharapkan.
Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu praktikan harapkan demi kesempurnaan laporan ini dan
yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan revisi pada penyusunan Laporan
dimasa mendatang.
Akhir kata praktikan sampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin..
Yogyakarta, 23 mei 2013
Yogyakarta, 23 mei 2013
Praktikan
==============================
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I . PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Tujuan praktikum
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
BAB III . METODOLOGI PRAKTIKUM
- Waktu dan Tempat
- Alat dan Bahan
- Cara Kerja
BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil
- Pembahasan
BAB V . KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
==============================
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Budidaya jamur
merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan
tempat yang luas. Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur merang
(Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kuping
(Auricularia polytricha), jamur payung (Lentinus edodes), dan jamur kancing
(Agaricus Sp). Hasil panen jamur tersebut tak hanya untuk mencukupi kebutuhan
dalam negeri bahkan ada juga yang di ekspor, seperti jamur kancing dan jamur payung.
Media untuk pertumbuhan jamur dapat menggunakan limbah yaitu limbah
pertanian(merang dan daun pisang) dan limbah industri (serbuk gergaji). Ramuan
atau campuran yang digunakan sebagai media juga bermacam-macam, sedangkan
metode yang digunakan untuk budidaya jamur ini juga bermacam-macam,seperti cara
ilmiah, konvensional, tradisional, dan semi modern.
Jamur merupakan
salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di alam bebas terutama muncul
pada waktu musim penghujan atau di tempat lembab lainnya. Beberapa jenis jamur
yang dapat dikonsumsi/ menguntungkan antara lain: Jamur Merang (Volvariella
volvaceae), jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus), Jamur
Tiram atau hiratake (Pleurotus.sp.), Jamur shiitake (Lentinus edodes),
Jamur kuping (jamur kuping putih:Tremella fuciformis; jamur kuping hitam
: Auricularia polytricha; Jamur kuping merah : Auricularia
auricula-judae). Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat pathogen
yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia,hewan maupun tumbuhan
B. Tujuan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui cara budidaya jamur merang.
2. Mahasiswa
mampu dan terampil dalam mempraktekkan berbudidaya jamur merang.
==============================
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur atau cendawan adalah suatu organisme yang
tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler
dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa.
Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif
ada juga dengan cara generatif.
Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya
untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat
yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin,
dan senyawa kimia lainnyaSemua zat itu diperoleh dari lingkungannya.Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif,
atau saprofit.
(wiki,2011).
Jamur terdiri dari bermacam- macam jenis,ada yang
merugikandan ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.Jamur yang merugikan
antara lain karena bersifat pathogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada
manusia,hewan maupun tumbuhan.Diantara jamur yang menguntungkan manusia
misalnya : penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang
berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan
lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara
lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan
jamur merang. Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan
telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai
media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan
salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan
pola komsumsi pangan rakyat. Dari
analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading
sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam
sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan
empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk.
Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya
vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada
proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah. (Widiastuti,2007)
Kistinnah (2010), menyatakan bahwa secara alamiah,
jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri
untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel
anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan
spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah
yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora
aseksual, di antaranya seperti berikut: Konidiospora,
merupakan
konidium yang terbentuk di ujungatau di sisi hifa. Ada yang berukuran
kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang
berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium. dan Sporangiospora,
merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut
sporangium, pada ujung hifa khusus.
Jamur merang merupakan organisme yang tersusun atas
komponen dasar berupa hifa yang terbentuk seperti benang halus dan panjang.
Sebagian hifa dibatasioleh dinding melintang yang disebut septa/sekat , namun
ada pula hifa yang tidak memiliki sekat/ asepta. Selanjutnya kumpulan hifa
tersebut membentuk misellium yang menyusun tubuh buah. Jamur merang telah lama
dibudidayakan sebagai bahan pangan, karena termasuk golongan jamur yang enak
rasanya. Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber selulosa,
misalnya, pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan padi, limbah pabrik
kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit
buah pala, dan sebagainya. (Anonim.2011)
Klasifikasi jamur merang :
Kingdom
: Fungi
Divisi
: Amastigomycota
Sub
Devisi : Basidiomycotea
Kelas
: Basidiomycetes
Ordo
: Agaricales
Famili
: Plutaceae
Genus
: Volvariella
Spesies : Volvariella volvacea
Sesuai dengan nama ilmiahnya,
Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna cokelat muda
yang awalnya merupakan selubung pembungkus tubuh buah saat masih stadia telur.
Dalam perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung
tersebut tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah
akan menjadi cawan.Jika cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat
matang memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.
Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu,
kumpulan hifa membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial yang akan
membesar membentuk tubuh buah stadia kancing kecil (small button), kemudian
tumbuh menjadi stadia kancing (button), dan akhirnya berkembang menjadi stadia
telur (egg). Dalam budi daya jamur merang, pada stadia telur inilah jamur
dipanen. (Suriawiria,2006)
Jamur merang tumbuh di lokasi yang mempunyai
suhu 32¬-38°C dan kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak
tahan terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam
bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk jamur
merang adalah 6,8-7.
Jamur merang kaya akan protein kasar dan
karbohidrat bebas N (N-face carbohydrate). Tingkat kandungan serat kasar dan
abu adalah moderat, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai energi jamur
merang rendah, namun merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan
kandungan kalium dan fosfor yang tinggi. Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe
cukup. Kandungan logam berat Pb dan Cd tidak ada, sehingga jamur merang sangat
baik digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari. Kandungan protein jamur
merang mencapai 1, 8 persen, lemak 0.3 persen, dam karbohidrat 12 – 48 persen.
Jamur merang kaya akan protein, sebagai
makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar
racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia.
Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untukmengobati kanker.
Anonim (2010) menyatakan bahwa hal
penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan
pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal
lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas
dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur
tiram mendapati baglog (kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi tumbuhan
lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik
dan lingkungan yang tidak kondusif. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan
untuk melakuka budidaya jamur tiram ini, tahapan pemeliharaan atau penanaman
jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya jamur
tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai pembuatan
media sampai proses pemanenan jamur tiram. Jika anda tidak ingin repot menyemai
benih, anda bisa membeli baglog yang sudah siap dengan benih jamur tiram yang
sudah siap dibudidayakan.
==============================
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum Pertanian Tanpa Tanah
pada acara pembuatan kumbung mini jamur ini dilakuakan di Laboratorium Agronomi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada hari selasa, 23 April 2013 pukul 13.00
WIB s/d selesai.
B. Alat
dan Bahan
a. alat
1. Kumbung
mini
2. Autoklaf
3. Sarung
tangan plastik
b.bahan
1. 20
kg kompos jerami
2. 10
kg kompos kapuk randu
3. Alkohol
4. Bibit
F3 jamur Merang (Volvariella volvaceae)
C. Cara
Kerja
1. Sterilisasi
alkohol dengan cara menyemprotkan pada
rak-rak kumbung.
2. Sterilisasi
media dengan autoklaf selama 1-2 jam.
3. Media
di keluarkan dari autoklaf dan di dinginkan.
4. Setelah
media dingin kemudian media dimasukan ke dalam kumbung dan ditata dengan
ketebalan kurang lebih 20 cm,dan tambahkan kapuk randu diatas media dengan
ketebalan kurang lebih 2 cm
5. Taburkan
bibit F3 di atas media secara merata menggunakan sapu tangan plastik dengan
kondisi yang steril.
6. Pada
lapisan luar di tutup dengan penutup dengan penutupyang tidak tembus cahaya
dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan miselium jamur (kurang lebih selama
3 hari).
7. Setelah
miselium tumbuh ,penutup di buka .Kondisi kumbung tetap tertutup rapat oleh
plastik transparan
8. Pemeliharaan
dengan pengkabutan air agar kelembapan dalam kumbung dan media tetap
terjaga,serta dapat mempercepat perkembangan tubuh buah jamur
9. Melakukan
pengamatan dan memonitoring tubuh jamur yang siap panen.
=============================
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah
melakukan praktikum atau percobaan berbudidaya jamur merang maka diperoleh
hasil gambar dan data sampel sebagai berikut :
Gambar 1. budidaya jamur dan hasil panen
Tabel data pengamatan sampel hasil
panen
Sampel
|
Tinggi
|
Berat
|
Diameter
|
1
|
2,6
cm
|
9,5
gr
|
2,7
cm
|
2
|
3,5
cm
|
10,9
gr
|
3
cm
|
3
|
3,2
cm
|
8,9
gr
|
2,6
cm
|
4
|
3 cm
|
9,4
gr
|
2,5
cm
|
5
|
3,3
cm
|
9,9
gr
|
2,8
cm
|
Total
|
15,6
cm
|
48,
6 gr
|
13,6
cm
|
Total seluruh berat hasil pertama
panen : 960 gr
B. Pembahasan
Jamur
merang merupakan organisme yang tersusun atas komponen dasar berupa hifa yang
terbentuk seperti benang halus dan panjang. Sebagian hifa dibatasi oleh dinding
melintang yang disebut septa/sekat. Jamur merang kaya akan
protein, sebagai makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang dikenal
sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk
pencegahan anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untukmengobati
kanker.
Sesuai
dengan namanya, umumnya jamur ini tumbuh pada merang atau jerami padi. Jamur
merang dapat dengan mudah kita temui di tumpukan jerami sehabis masa panen
padi. Seusai masa panen, jamur merang akan sulit ditemui. Namun dengan cara
pembudidayaan modern, kita dapat menikmati jamur merang kapan saja. Tidak
tergantung musim. Pembudiyaan jamur merang secara modern, membutuhkan tempat
khusus yang diset sebagai tempat tumbuh jamur. Kumbung (rumah jamur) yang telah
dilengkapi media tumbuh dan telah diatur temperaturnya merupakan tempat terbaik
untuk kembang biak jamur merang.
Ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakuka budidaya jamur merang ini,
tahapan pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana
produksi dan tahapan budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses
budidaya dari mulai pembuatan media sampai proses pemanenan.
Pada
praktikum kali ini budidaya jamur merang kumbung yang di gunakan adalah kumbung
mini jamur atau kumbung dengan sekala rumah tangga. Yang berukuran yaitu 100 cm
x 60 cm x 120 cm dan mempunyai 3 tingkatan/rak. Sebelum diisi media
merang/jerami kumbung jamur disterilkan terlebih dahulu dengan cara
menyemprotkan alcohol secara merata kesetiap tingkatan/rak. Jerami/merang dan
juga kapuk yg digunakan pun terlebih dahulu disterilkan baru kemudian
dimasukkan ke dalam kumbung mini tersebut. Kemudian tunggu dingin. Baru Bibit
ditebarkan di seluruh permukaan jerami yang telah dikomposkan. Setelah itu,
jendela dan pintu kumbung ditutup selama tiga hari. Suhu dijaga dalam kisaran
32-38 derajat celcius. Bibit jamur memerlukan suhu yang agak panas untuk
menumbuhkan miselium (benang-benang jamur). Bibit jamur merang biasanya
diperoleh dari penjual bibit. Tidak mudah membuat biakan bibit jamur sendiri.
Hal
penting yang harus dipenuhi dalam budidaya jamur merang adalah menciptakan dan
menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat
pertumbuhan jamur. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan
jamur merang terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Sirkulasi
udara harus dijaga. Selain itu, perhatikan pula media tumbuh, jangan sampai
jerami kering. Bila perlu, semprotkan air .
Syarat
tumbuh jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama temperature,
kelembapan relatif, waktu , kandungan CO2, dan cahaya. Parameter tersebut
memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan.
Pada
hari ke 7 – 12 setelah peletakan bibit, jamur merang sudah siap dipanen. Jamur
merang biasanya diminati saat kuncupnya belum mekar, masih berbentuk bulat
dengan warna putih kecoklatan. Bila kuncup telah mekar, meski masih bisa
dimakan, namun nilai ekonomisnya akan turun.
Pada
proses pemanenan dilakukan denga sangat hati-hati jangan sampai medianya
terangkat supaya nantinya dapat tumbuh kembali. Pada pemanenan pertama
diperoleh berat seluruh yaitu 960 gr . dan pada pemanenan kedua jamur sudah
membuka semua dikarenakan terlambatnya waktu pemanenan.
Dan
pada saat praktikum menggunakan 2 tipe kumbung yaitu kumbung dengan bentuk
limas dan segitiga pada bagian atasnya.
Dan pertumbuhan jamur ternyata lebih banyak yang menggunakan tipe limas.
Danjuga plastic yg digunakan lebuh baik yang agak buram sedikit.
=============================
BAB V
KESIMPULAN
Dari
praktikum atau percobaan yang sudah kami lakukan , maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jamur
merang merupakan organisme yang tersusun atas komponen dasar berupa hifa yang terbentuk
seperti benang halus dan panjang. Sebagian hifa dibatasi oleh dinding melintang
yang disebut septa/sekat.
2. Penyebab
kontaminasi adalah antara lain sebagai berikut:
·
Pencampuran
Bahan dan Pengomposan
·
Faktor dari jerami/merang
yg digunakan
·
Faktor PH
·
Faktor air
·
Faktor
sterilisasi
·
Faktor bibit
jamur yang kurang baik.
3. Pada
pemanenan pertama diperoleh berat seluruh yaitu 960 gr . dan pada pemanenan
kedua jamur sudah membuka semua dikarenakan terlambatnya waktu pemanenan.
================================
DAFTAR PUSTAKA
Budhi Widiastuti,
Budidaya jamur kompos, jamur merang dan jamur kancing, Penebar Swadaya,
2007.
Budiawan, Fandi., Pengaturan Suhu
Dan Kelembaban Pada Miniatur Kumbung Untuk Meningkatkan Produktifitas Jamur
Tiram, Yogyakarta
Parjimo dan
Agus Andoko, Budidaya jamur, jamur
kuping, jamur tiram, dan jamur merang, Agro Media Pustaka 2007
Suriawiria. 2006. Budidaya
Jamur Merang. Kanisius. Yogyakarta. 55 hlm.
=============================
Suksesss
Selaluuu …